Nah, kali ini aku mau revies satu novel yang udah selesai aku baca bulan kemarin. Jujur, ini novel aku dapet dari awal tahun, itupun setelah sekian kali sering sold out disana-sini. Kalau ditanya apa aku doyan novel romantis, sebenarnya sih gak terlalu doyan. Tapi entah kenapa aku suka baca novel karyanya Ika Natassa ini, sejak dari novel pertamanya. Aku rasa kalian juga tahu, ada yang beda dari gaya penulisan Ika dibanding penulis-penulis lainnya.
Kalau kita mau flashback, Ika memang cukup piawai merangkai kata-kata. Bisa dibilang Ika gak terlalu picisan buat gambarin suasana hati dari si tokoh atau karakter utama. Meskipun gitu, tetap ada benang merah yang coba ditarik Ika hampir di semua tokoh utamanya. Kalau kita amati, dari novel A Very Yuppy Wedding sampai Critical Eleven ini, si cewek pasti wanita karir. Bahkan bisa dibilang tokohnya terkesan pintar, elegan, dan berwibawa.
Judul : Critical Eleven
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Critical Eleven sendiri bercerita tentang perjalanan cinta sepasang suami dan istri. Layaknya rumahtangga, Ika mencoba memberi intrik dan konflik khas pasangan. Dengan alur mundur, Ika menceritakan bagaimana kedua tokoh utama bertemu satu dengan lainnya. Cerita awal pertemuan antara Ale (tokoh utama pria) dan Tanya (tokoh utama wanita) ini pula yang menginspirasi cover serta judul novel.
Seperti yang dikatakan Ika, critical eleven memang berkaitan erat dengan dunia penerbangan. Sebelas menit ini menjadi saat-saat paling krusial bagi keberhasilan pilot mengawaki pesawat. Yakni 3 menit saat take off dan 8 menit saat pesawat akan landing. Pada saat-saat ini pula sebenarnya Tanya dan Ale mulai dipertemukan oleh takdir. Di dalam sebuah penerbangan menuju Australia, dengan tujuan mereka masing-masing.
Satu hal yang membuat menarik novel ini sebenarnya adalah tokoh utamanya sendiri. Ale digambarkan sebagai seorang petroleum engineer sukses yang bekerja di sebuah rig, pengeboran lepas pantai. Sedangkan Anya, wanita kantoran yang berprofesi sebagai seorang management consultant. Penokohan yang cukup balance memang, hanya saja dengan rentan waktu pertemuan yang singkat, pasti pembaca dibawa terhenyak.
Bagaimana bisa keduanya menjalin romansa dan berkencan layaknya pasangan muda-mudi? Ini yang membuat novel Ika kali ini berbeda, karena Ale yang terkesan kaku ditambah terlalu sibuk, ternyata punya pula sisi romantis. Romantisnya Ale ini yang bikin pembaca gak mau berhenti apalagi tak menuntaskan si novel. Sayangnya, konflik krusial malah muncul di tengah-tengah alur cerita yang bahagia.
Satu tragedi besar ini pula yang nyatanya berdampak pada keharmonisan dan kebahagiaan kedua pasangan tersebut. Tragedi tersebut membuat keduanya kembali mempertanyakan semua keputusan yang telah diambil sebelumnya. Salah satu keputusan yang membuat mereka putus asa adalah sebelas menit paling krusial tersebut. Tak salah bila akhirnya Ika pun memilih Critical Eleven sebagai judul yang tepat.
Lewat judul ini, Ika ingin menggambarkan bagaimana cinta bisa muncul dalam rentan waktu singkat. Tapi dalam rentan waktu singkat itu pula cinta bakal memudar bahkan hilang begitu saja. Entah itu lewat perkataan ataupun perbuatan dari salah satu pasangan ke pasangan lainnya.
Ini bagian dalam buku, dengan pembatas layaknya sebuah tiket pesawat. Masuk banget sama tema + judul yang diangkat dalam novel yah. Gak salah kalau novel ini jadi salah satu best seller + must have book buat book addicted. Terlebih yang suka baca novel tapi gak doyan cerita remaja *kayak aku.


0 komentar:
Posting Komentar